Sobat gamers yang main RoK mungkin sudah mendengar kabar terkait gerakan yang dilakukan banyak pemain Rise of Kingdoms. Jadi kampanye gerakan perubahan ini dimulai atas inisiasi BABA TC ATATURK, seorang sultan dengan power tertinggi di game ini.
Kronologi singkatnya sebagai berikut: Jadi dalam beberapa update Patch Notes yang dilakukan developer game RoK yakni Lilith sejak 2020 silam benar-benar mengecewakan banyak pemain Rise of Kingdoms.
Seperti misalnya, Crystal Tech pada Heroic Anthem yang dipersulit. Bagi pemain yang tidak bisa berkontribusi dalam teknologi kristal ini tidak dapat berpartisipasi di KvK Heroic Anthem. "Yang tadinya P2W kok sekarang jadi P2P (Pay To Play)." demikian ucap YouTuber Chisgule.
Dilakukannya "nerf" terhadap probabilitas isi hadiah dari Golden Key yang semakin kurang menarik & sulit mendapatkan GH / patung emas komandan Legendary. "Saya buka Gold Key sekarang isi rewardnya justru mirip Silver Key." tulis pengguna di grup FB.
Selain itu nerf juga terjadi pada Barbarian di event Lost Kingdom atau KvK, dimana Lilith kabarnya menurunkan drop rate "Gems" serta Speedup sebagai hadiah dari mengalahkan Barbarians dan menggantinya dengan material untuk equipment, itu pun jumlahnya tidak bisa ditolerir, alias terlalu sedikit.
Lalu ada beberapa keluhan lagi yang disampaikan banyak pemain termasuk game ini masih mudah Lag, Glitch, dan sulit dikendalikan pada saat-saat tertentu khususnya jika ada War besar-besaran di KvK.
Bahkan seorang sultan seperti Baba TC Ataturk yang pakai PC canggih dengan emulator, hingga iPhone terbaik keluaran terbaru masih kecewa dengan lag yang tak kunjung diperbaiki ini.
"Saya menggunakan perangkat tercanggih dan koneksi internet terbaik. Namun ini satu-satunya game yang belum ada peningkatan." kata Baba.
YouTuber Rise of Kingdoms, Shinchi42 juga setuju bahwa lag masih menjadi masalah besar game RoK. "Sebuah game perang yang tidak bisa berperang. Frustrasinya ketika berperang di open field selalu saja ada kendala yang terjadi."
Permasalahan lainnya yaitu keanehan Healing Nerf. Maksudnya, sobat hanya bisa maksimal mendapatkan 1000 Help per hari dari teman aliansi untuk healing pasukan. Ini jelas tidak masuk akal, hingga memancing komentar YouTuber.
"Banyak F2P yang kesulitan ikut berperang, mereka kehabisan RSS (SDA) hingga speedup. Buat pemilik pasukan T4 ketika melawan T5 mungkin cuma bisa perang 30 menit, lalu selesai. Mereka harus menunggu durasi healing pasukan selama seminggu. Ayolah, ini game perang tetapi kenapa kita seolah tidak diperbolehkan untuk berperang? Mengecewakan." tulis komentar pengguna di Fanpage Rise of Kingdoms.
Mayoritas pemain RoK ingin Lilith mengevaluasi sistem Healing Troops. Seperti mengurangi konsumsi SDA / RSS, juga mengurangi durasi pemulihan pasukan yang memakan waktu sangat lama, tak sebanding dengan durasi perangnya yang cuma sebentar.
Meski Baba TC Ataturk suka menghabiskan ratusan juta per bulan untuk top-up di game Rise of Kingdoms, namun tampaknya Lilith semakin menjadi-jadi. Mereka dinilai tidak mempedulikan pemain F2P dan Low Spender.
"Saya menerima banyak pesan masuk dari pemain lain, mereka menawarkan akunnya ke saya untuk dijual kepada saya karena mereka ingin berhenti bermain. Saat bertanya apa alasan mereka berhenti agak miris juga, saya merasa Lilith sudah berlebihan sebagai pengembang dan pengelola game yang terlalu fokus mengarah ke komersil." tulis Baba.
Baba juga mengaku ia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi karena berkali-kali banyak teman bermainnya memutuskan berhenti main karena alasan serupa. "Saya bahkan hampir tidak lagi memiliki lawan di KvK. Lilith tolong jangan terlalu serakah."
"Ini tidak lagi menarik ketika pemain F2P seolah-olah tidak diberikan kesempatan untuk memperkuat akun mereka. Game ini sudah berubah menjadi sangat serakah terhadap pemain, semua yang bisa didapatkan gratis dengan mudah sekarang dipersulit dan dibuat jadi paket bundle." kata Baba.
Menariknya lagi, Baba lewat postingan Facebook itu juga mendapatkan pengakuan dari mantan staf developer Lilith Games bahwa mereka memang sengaja membuat akun 'Sultan' khususnya di server terbaru untuk memancing pemain lain push power mereka dan terpaksa beli bundle untuk mengejar ketertinggalan.
Menurut Baba, ia mendapatkan respons dari petinggi Lilith Games melalui VIP Support kalau developer bakal mengadakan rapat terkait hal ini. Dan sebagai pressure kepada Lilith, Baba memutuskan untuk tidak mengeluarkan sepeser pun sampai Lilith mengeluarkan pernyataan kepada publik akan adanya perubahan.
Semua postingan Baba TC Ataturk tadi menjadi viral sejagat Rise of Kingdoms, banyak King atau Raja dari berbagai server kerajaan memutuskan mengirim mail kepada pemainnya dan mendukung apa yang dilakukan Baba.
Oleh karenanya, tidak sedikit yang mogok top-up sementara hingga adanya perubahan. "Kami melakukan ini karena kami masih mencintai game RoK, jangan sampai keserakahan developer menghancurkan segalanya. Kami hanya ingin keseimbangan dalam game tanpa memandang apakah dia P2W, F2P, Big Spender, Low Spender. #TimeForChange." tulis King dari kerajaan 1552.
Jika sobat merupakan pejabat di aliansi, baik R4 atau R5 mungkin bisa ikut kampanye ini. "Mari kita singkirkan dulu segala macam drama yang ada, saatnya bersatu suarakan perubahan."
Sekarang logikanya, kalau pemain sultan seperti Baba TC Ataturk yang tiap hari top-up dan punya 15 akun pasukan T5 di Rise of Kingdoms mulai mogok beli bundle, berarti game ini sedang tidak baik-baik saja, semoga Lilith segera berbenah agar tak terlalu serakah ya.
Rise of Kingdoms itu lebih dari sekadar game. Ini sudah jadi layaknya komunitas dan keluarga besar. Dapat dinikmati semua kalangan, maka tidak sedikit yang mendapatkan teman, pacar hingga pemain lintas negara bertemu lalu naik ke jenjang pernikahan.